Rabu, 06 April 2011

Ta'aruf Cinta

Assalamu'alaikum semua . . .
entri ini ana tujukan untuk semuany, namun ada yang ana khususkan pula untuk seorang yang sedang bingung dengan apa yang namanya TA'ARUF CINTA.

Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Ta'aruf proses perkenalan dan pendekatan antara laki-laki dan wanita yang
hendak menikah. Ta'aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta'aruf adalah dari segi tujuan, cara, dan manfaat.

Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang ta'aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon
pasangan.
Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan
dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah
pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second tapi tidak
melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa
pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.

Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa
mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan
sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar menawar.
Ketika melakukan ta'aruf, seseorang baik pihak laki atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya.Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya.

Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah
boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Silahkan periksa dengan baik
dan kalau tertarik, mari bicara harga.

Dalam upaya ta'aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita
dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan
masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu
harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua
saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau
keluarganya. Jadi ta`aruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada
pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan
panjang berdua.

Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan
terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait
dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut
masing-masing pihak cukup penting.

Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung
wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video.

Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada
salahnya untuk dilihat. Dan khusus dalam kasus ta`aruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh disana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua tapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena tapak tangan wanita pun bukan termasuk aurat.

Lalu bagaimana dengan keharusan ghadhdhul bashar ? Bab ghadhdhul bashar
tempatnya bukan saat ta`aruf, karena pada saat ta`aruf, secara khusus
Rasulullah SAW memang memerintahkan untuk melihat dengan seksama dan teliti.


Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang
berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan
lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan
dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari
keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk
pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya
dengan menggunakan alasan ta`aruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran.
Sehingga tidak terjadi khalwat (berdua-duaan) dan ikhtilath antara pasangan
yang belum jadi suami istri ini.

Wallahu a'lam bish-shawab.

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum. Ada pertanyaan saya yang masih mengganjal,

    Diperboleh kan tidak kita mengungkapkan perasaan kita? kalau dalam hal pacaran itu nembak. hahaha.

    Tapi tujuan kita buat ta'aruf. bingung nih

    BalasHapus
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus