Sabtu, 02 Juli 2011

Puisi "TERAKHIR"

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mendalawangi.

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.

Mari sini, sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa.

(CSD, Selasa, 11 November 1969)

Jumat, 22 April 2011

Untuk Calon Istriku

Aku hanya bisa Berwasiat untuk calon istriku maka dengarkanlah wasiatku ini.....
Calon isteriku yang Allah sayangi dan Allah cintai….
Dimanapun engkau berada, seberapa jauh pun jarak yang memisahkan kita, jika Allah sudah menghendaki kita untuk bersatu dalam naungan rahmat dan cinta-Nya, maka insya Allah takkan ada keraguan lagi, dan itulah yang terbaik menurut Allah Swt. Jika Allah Swt menghendaki kebaikan bagi seseorang, maka takkan ada satupun yang mampu mencegahnya, begitu pula sebaliknya, jika Allah menghendaki keburukan bagi seseorang, maka tiada satupun yang mampu mencegahnya. Allah Maha Kuasa menentukan segala sesuatu, maka dalam hal ini, ku mohonkan kebaikan untukmu selalu kepada-Nya, dan aku titipkan pula dirimu dalam perlindungan serta cinta dan kasih sayang-Nya.
Calon Isteriku yang Shalihah……
Seiring waktu yang belum berfihak kepada kita, juga seiring jarak yang masih jauh memisahkan kita, maka dalam hal ini ada beberapa hal yang ingin aku wasiatkan kepadamu. Beberapa hal yang sangat aku harapkan engkau bisa melaksanakannya, karena semuannya demi kebaikan dirimu sebagai seorang Muslimah. Beberapa point yang sangat penting aku tekankan padamu. Ia itu adalah:

» Perbaharui selalu iman dan taqwamu kepada Allah swt. Dengan memperbanyak istighfar dan mohon ampunan atas segala kehilafan dan kelemahan kita selaku manusia biasa. Ingatlah wahai calon isteriku, kita adalah manusia tempat salah dan benar, maka tak ada waktu lagi,selagi kita masih bisa bernafas, perbanyaklah beristighfar pada-Nya.
» Jaga shalat wajib yang lima waktu. Sesungguhnya yang membedakan kita dengan orang kafir adalah shalat. Tambahkan pula dengan sunah rawatib, sebagai tambahan bonus dan penyempurna jika dalam shalat wajib kita ada kekurangan.
» Niatkan selalu untuk shalat tahajjud sebelum engkau tidur, mohon kepada Allah swt agar membangunkanmu di sepertiga malam terakhir untuk bersujud kepada-Nya. Juga niatkan selalu untuk shalat dhuha, dan lebih sempurna lagi bila keduanya dilaksanakan. Ingat wahai calon isteriku, sesungguhnya kalau kita berniat untuk melakukan suatu amal kebajikan, maka Allah Swt sudah mencatatnya sebagai suatu kebaikan.
» Laksanakanlah shaum sunnah, sesuai ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW, karena dengan shaum kita bisa melemahkan hawa nafsu kita. Bisa mengekang serta mengendalikannya kepada jalan kebaikan.

» Jaga dan lindungi jasadmu dengan jilbab. Ingat wahai calon isteriku, jilbab bukanlah kerudung, melainkan jilbab adalah seperangkat pakaian seperti kerudung, dan pakaian tubuh lainya yang menutupi auratmu. Menutupi aurat bukanlah hanya sekedar menutupi seluruh tubuhmu, melainkan mengenakan pakaian yang tidak menimbulkan lekuk gambaran tubuhmu. Lindungilah dirimu dengan pakaian yang menurut sunnah, dan jangan melanggarnya, karena ini langsung perintah dari Allah swt. Juga hindarilah sebisa mungkin dirimu dari berpakaian seperti layaknya pakaian lelaki. Wahai calon isteriku, hal ini teramat aku tekankan kepadamu, kerna aku tiada melihat seorang muslimah yang begitu rapih dengan jilbabnya, kecuali hanya sebagian kecil saja dari jumlah keseluruhannya.
» Butakanlah matamu dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt. Perbanyaklah memandang ayat-ayat-Nya, baik yang tersurat dalam Al-Qur’an, maupun yang tersirat di alam marcapada ini. Ambillah kebaikan dan pelajaran di dalamnya, agar kita termasuk orang-orang yang selalu berfikir dan mengambil pelajaran.
» Tulikanlah telingamu dari mendengarkan hal-hal yang berbau maksiat, seperti mendengarkan ghibah (gosip{baik menonton atau mendengarkan infotainment}), mendengarkan musik dan lagu-lagu yang kurang bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu hingga sia-sia. perbanyaklah mendengarkan ilmu atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an, agar hati kita menjadi tenang dan tentram, serta bertambah khazanah keilmuan kita.
» Bisukanlah lisanmu dari berbicara hal-hal yang kurang bermanfaat. Jauhi ghibah, karena ia bisa melumatkan serta menghancur leburkan pahala amal kebaikan kita. Ingatlah wahai calon isteriku yang Allah cintai. Seorang wanita sangatlah sulit untuk menjaga lisannya dibandingkan seorang lelaki, maka latihlah dirimu dari sekarang. Mulailah dengan berkata-kata yang baik atau lebih baik diam. Ingatlah, sesungguhnya dengan diam itu kalaupun kita tiada diuntungkan olehnya, setidaknya kita tiada dirugikan juga. Maka bisukanlah lisanmu dari berbicara yang kurang bermanfaat.
» Sebaik-baik tempat bagi seorang muslimah adalah di rumah, maka keluarlah jika dirimu ada keperluan saja, baik itu untuk memenuhi kebutuhan pribadimu atau untuk menuntut ilmu. Sesudah itu langsung kembali ke rumah, kerna rumah adalah tempat paling baik dan paling aman bagimu.
» Jangan membiasakan diri menghambur-hamburkan uang untuk hanya berbelanja hal-hal yang kurang begitu penting. Berbanyaklah menabung dan lebih utama lagi perbanyaklah bershodaqoh, karena harta yang kita miliki itu akan dipertanggung jawabkan di akhirat, darimana asalnya dan kemana harta itu kita gunakan.
» Jagalah hatimu dari mengumpat dan menyimpan unek-unek yang kurang baik. Bersabarlah dengan apapun yang kita alami, perbanyaklah berdoa untuk kebaikan orang lain.
» Pautkanlah selalu hatimu kepada Allah Swt. Jaga baik-baik cinta yang engkau miliki untuk-Nya, kerna itu adalah mutiara yang sangat berharga yang tidak semua orang bisa memilikinya, juga tak bisa digantikan dengan apapun di dunia ini. Perbanyaklah berdzikir dan menyebut asma-Nya.

» Manfaatkanlah waktu luang yang engkau miliki dengan menambah ilmu dan kebaikan. Jangan sia-siakan waktu kita, dan hindarilah majelis-majelis yang di dalamnya terkandung unsur ghibah, hura-hura dan canda-canda yang berlebihan. Bergabunglah dengan saudari-saudarimu yang seakidah dan satu tujuan. Sekali lagi, jika tiada kegiatan, maka manfaatkanlah waktumu dengan membaca dan menambah khazanah keilmuanmu.
Wahai calon isteriku tercinta……
Jika Allah menghendaki kita bertemu dan bersatu dalam ikatan suci berupa pernikahan yang Allah limpahkan di dalamnya Rahmat dan cinta dari-Nya, maka kitalah yang pertama kali akan menjadi contoh bagi putera-puteri kita. Ingatlah, sesungguhnya seorang anak terlahir dengan suci. bagaikan selembar kertas putih polos dan bersih. Kitalah yang akan mendidiknya mau menjadi apapun juga. Seorang anak tergantung bagaimana orang tuanya, maka dalam hal ini aku mengajak padamu, mari kita berlatih diri dari sekarng untuk menjadi hamba-hamba Allah yang ridha dan Allah pun meridhai kita. Semoga dengan cara ini kita bisa menjadi contoh yang baik bagi putera-puteri serta anak cucu kita, lebihnya bagi tetangga dan masyarakat sekitar kita.
Calon isteriku yang terkasih dan Allah cintai….
Perbanyaklah bersyukur atas pemberian dari Allah Swt, apapun bentuknya. Karena dengan bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmat pada kita, dan apabila kita kufur, tunggulah adzab Allah yang sangat pedih (na’udzubillahi mindzalik). Kita, manusia ciptaan Allah Swt, tak ada yang mampu kita lakukan selain mengikuti aturan yang telah Allah tentukan bagi kita selaku hamba-hamba-Nya.

Semoga Allah Swt sentiasa melimpahkan rahmat dan cinta-Nya bagi kita, umumnya bagi seluruh hamba-hamba-Nya yang Allah ridha dan kitapun ridha pada-Nya. Calon isteriku yang terkasih, resapi dan tafakkuri beberapa wasiatku di atas. Sesungguhnya aku tiadalah menyuruhmu, tetapi lebih pada mengajakmu. Yakinlah, sesungguhnya wasiatku itu adalah untuk kebaikan kita bersama. Ambillah kebaikan di dalamnya karena itu anugerah dan karunia Allah swt., dan buanglah serta luruskanlah apabila ada kekeliruan di dalamnya, karena itu hanyalah kehilafanku sendiri selaku manusia yang lemah tanpa pertolongan-Nya.
Calon isteriku…..
Aku tak mampu menjagamu setiap saat, maka aku hanyalah mampu menitipkanmu pada perlindungan Allah swt sebaik-baik Pelindung bagi hamba-hamba-Nya yang memohon perlindungan kepada-Nya. Kutitipkan pula salam dan cintaku untukmu kepada-Nya….
Jagalah diri, hati dan imanmu……
Calon Suamimu

Rabu, 06 April 2011

Ta'aruf Cinta

Assalamu'alaikum semua . . .
entri ini ana tujukan untuk semuany, namun ada yang ana khususkan pula untuk seorang yang sedang bingung dengan apa yang namanya TA'ARUF CINTA.

Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Ta'aruf proses perkenalan dan pendekatan antara laki-laki dan wanita yang
hendak menikah. Ta'aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta'aruf adalah dari segi tujuan, cara, dan manfaat.

Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang ta'aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon
pasangan.
Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan
dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah
pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second tapi tidak
melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa
pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.

Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa
mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan
sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar menawar.
Ketika melakukan ta'aruf, seseorang baik pihak laki atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya.Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya.

Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah
boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Silahkan periksa dengan baik
dan kalau tertarik, mari bicara harga.

Dalam upaya ta'aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita
dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan
masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu
harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua
saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau
keluarganya. Jadi ta`aruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada
pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan
panjang berdua.

Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan
terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait
dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut
masing-masing pihak cukup penting.

Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung
wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video.

Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada
salahnya untuk dilihat. Dan khusus dalam kasus ta`aruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh disana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua tapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena tapak tangan wanita pun bukan termasuk aurat.

Lalu bagaimana dengan keharusan ghadhdhul bashar ? Bab ghadhdhul bashar
tempatnya bukan saat ta`aruf, karena pada saat ta`aruf, secara khusus
Rasulullah SAW memang memerintahkan untuk melihat dengan seksama dan teliti.


Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang
berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan
lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan
dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari
keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk
pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya
dengan menggunakan alasan ta`aruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran.
Sehingga tidak terjadi khalwat (berdua-duaan) dan ikhtilath antara pasangan
yang belum jadi suami istri ini.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Selasa, 22 Maret 2011

Rahasia dibalik kelelahanku

RAHASIA DI BALIK KELELAHANKU
Diantara gelap gulitanya kehidupan dan keramaian kota, di tengah-tengah hirup pikuk manusia yang menikmati realita kehidupan malamnya, serta diantara kerinduan hati untuk bersama lagi dengan keluarga. Aku berjalan dengan gontai mengiringi semilir angin yang menyeruak kedalam tubuhku, aku juga diguyuri rintiknya air hujan yang memercik beribu-ribu jatuh membasahi seluruh pakaianku. Hingga langkahku terhenti di bawah pohon beringin yang besar sebagai tempat untuk aku berteduh dan mengeringkan pakaian dengan hembusan angin, aku menyadari bahwa tempat ini adalah tempat para peminta-minta bersandar dari kelelahannya.
Aku merasakan jua, tempat ini adalah sebuah kenangan, ikatan persahabatan tercipta disini. Namun, sekarang aku tertatih sendiri, sendiri dalam gelapnya malam yang dipenuhi oleh kerumunan manusia tak beradab. Aku mengukir kesedihan, aku tidak tahan menjalani semua ini, kesendirian yang ditemani oleh penyakit dalam tubuhku. Sesaat aku merenung, merasakan atas kepedihan yang telah ayah lakukan kepadaku. Tapi, aku hanya bisa bersimpuh dan hanya itu yang dapat aku lakukan sekarang, memohon kepadaNya semoga diberi kekuatan dalam menerima semua ini dan bisa menahan semua haloba yang datang kepadaku.
Aku meneruskan langkah yang terhenti sesaat dan aku tinggalkan tempat itu, melangkah dan terus melangkah tanpa tahu kemana arah dan tujuannya, lelah yang aku rasakan tidak kalah sakitnya dengan apa yang telah ayah lakukan kepadaku yaitu mengusirku tanpa ada salah apapun, malah ayah yang bersalah karena sudah tertangkap basah sedang bercumbu mesra dengan wanita bukan ibu. Biarlah ini terjadi karena nasib dan waktu hanya Sang Maha Kuasa yang dapat menentukannya. Kini aku merasakan dalam batin untuk terus bersemangat dalam meniti kehidupan yang fana ini. Akhirnya aku ukir dalam hati untuk tetap tertatih pada bumi ciptaanNya.
Selintas rasa sakit yang ada dalam tubuhku ini terasa, aku hiraukan semuanya. Aku harus terus dan terus berjuang untuk mengejar cita-citaku yaitu menjadi seorang sastrawan. Langkahku kembali terhenti, tepat di depan mesjid,dan aku langsung memasukinya. Pandanganku langsung tertuju pada jam dinding yang menempel diatas mihrab. Jam menunjukan pukul 02.32 WIB, aku terdiam terpaku karena aku tidak menyadari bahwa aku berjalan di tengah kegelapan malam yang sudah cukup lama. Niatku langsung terkuak untuk melaksanakan kebiasaanku yaitu melaksanakan shalat tahajud, aku langsung terperanjat untuk mengambil air wudlu dan aku segera melaksanakan shalat tahajud.
Aku bersimpuh pasi kepadaNya, aku memohon dan aku berdo’a kepadaNya.
“ Ya….. Allah, inilah hamba yang kembali bersimpuh dihadapanMu. Hamba serahkan seluruh hidup dan mati hamba, hamba tak kuasa diatas kekuasaan Engkau, hamba hanyalah makhluk hina yang tak pernah luput dari dosa. Hamba memohon kuatkanlah hati hamba, dan kuatkanlah jiwa raga hamba untuk menapaki perjalanan hidup hamba sekarang. Ya…. Allah hamba bertekad untuk tetap berjuang dalam meniti hidup hamba. Maka dari itu hamba mohon tabahkanlah hati hamba. Hanya Engkau tumpuan dan harapan hamba. Kemana lagi hamba memohon dan kepada siapa lagi hamba memohon pertolongan, hanya Engkau ya Rabb. Satu lagi permintaan hamba berilah ganjaran yang setimpal kepada ayah hamba yang telah melakukan perbuatan keji itu. Amin ya Allah ya Rabbal ‘alamin.
Mataku meneteskan airmata, airmata atas pengharapanku tanpa disadari hingga aku terlelap tidur diatas sajadah yang aku duduki. Seulas mimpi menyinggahi tidurku .
* Pulanglah nak, cepatlah pulang. Umi menunggu disini, Umi rindu, rindu kepadamu nak, Umi sedih sekali ditinggalkan olehmu.
Aku yang masih berada diatas sajadah itu. Dimana aku tertidur lelap, langsung terperanjat dari keterjagaanku. Aku memikirkan mimpi itu, aku ingin sekali pulang kembali ke rumah. Tapi aku tidak bisa karena aku telah bertekad untuk tidak akan pulang sebelum lelaki bejad tak bermoral itu pergi meninggalkan rumah.
Aku mengambil buku dari tas yang aku bawa, kata demi kata aku tuliskan hingga aku bisa merangkai kata menjadi cerpen dan aku beri judul “ Cinta putih dua insan”. Tak sadar aku melihat barisan saf shalat. Iqomat pun berkumandang tandanya shalat subuh telah tiba. Aku langsung beranjak dari sejadah itu dan aku segara mengambil air wudlu dan segera pula melaksanakan shalat subuh berjama’ah.
Setelah selesai melaksanakan shalat subuh, aku kembali bersimpuh kepadaNya dan meminta ketabahan serta kekuatan dalam menjalani hidup. Aku terdiam seribu bahasa setelah aku melihat kak Umam yang duduk tak jauh dariku hanya terhalang oleh tiga orang jama’ah.
Akhirnya pandanganku beradu dengan kak Umam. Kak Umam pun menghampiriku.
“ Dik….,Bagaimana kabarmu? kakak dan ibumu menunggumu dirumah, sudah empat hari kamu tidak pulang. Kakak tahu kamu kesal terhadap ayah yang keterlaluan hingga kamu dipukul dan diusir oleh ayah sehingga kamu pergi dari rumah kaya begini. Dik…., kembalilah kerumah, ibu yang tidak bersalah kenapa ditinggalkan olehmu, ibu sangat rindu kepadamu. Lagi pula ayah sudah tidak ada dirumah lagi, dia pergi dengan perempuan itu.
Aku diam dan aku menarik nafas dalam.
“ Aku baik-baik saja kak, aku ingin sekali pulang ke rumah. Tapi……….?
Aku berfikir kembali, jika aku pulang ke rumah, aku akan menjadi beban keluargaku khususnya ibu, karena penyakit dalam tubuhku harus diobati, ibu punya uang dari mana selama ini ayahlah yang dapat membeli obat buatku dan hanya ayahlah yang dapat menghidupi seluruh keluargaku.
“ Tapi, apa dik?
“ Tapi aku tidak bisa kak. Aku menjelaskan semuanya terhadap kak Umam hingga kak Umam mengerti.
“ Tapi siapa yang akan menjaga kamu dik?”
“ Entah siapalah kak, aku akan berusaha bertahan. Aku yakin aku akan kembali kerumah dan aku lebih yakin bahwa Allah akan menjagaku.
“ Baiklah dik. Tapi jaga dirimu baik-baik, kalau ada apa-apa tolong kabari ibu dan kakak. Ini uang tiga puluh ribu buat kamu untuk membeli makan kamu supaya kamu tidak kelaparan.
“ Ia kak, terima kasih. Sampaikan salamku buat ibu dirumah.
Aku kembali menguras kesedihan karena aku memikirkan uang atas pengobatan yang diberikan ayah untukku. Aku takut bahwa uang itu tidak halal sehingga keharaman telah mendarah daging dalam tubuhku.
Aku keluar dari miesjid, dan aku melambaikan tangan kepada kakakku.
* * *
Mentari terbangun dari kelelahannya, kicau burung meramaikan suasana kota di pagi hari. Daun yang basah karena terkena air hujan malam tadi menggambarkan kesegaran yang harmoni. Aku telusuri kota itu, hingga aku terhenti di atas hamparan rumput hijau. Aku ambil lagi buku didalam tas dan aku tulis kembali sebuah tulisan yang diambil dari perjalanan hidupku
Angin membuyarkan seluruhnya, hingga buku yang aku pegang terbawa oleh angin tersebut ke tengah jalan. Dan akhirnya bukuku tergeleng, aku merintih karena aku sedih hasil karyaku dalam menjalani hidup terkapar. Tapi mobil itu berhenti dan menghampiriku
“ Dik……apakah kamu yang telah menulis karya ini?
“ Ia pak…?
Bapak itu terdiam setelah melihat tanda hitam di leher aku. Pak Rizki ( orang yang sedang bicara dengan aku ) teringat kepada anaknya yang dulu sewaktu kecil di titipkan kepada seorang perempuan separuh baya yang memiliki tanda yang sama dengan anak ini ( aku ), pak Rizki terus memikirkan apakah aku adalah anaknya. Pak Rizki langsung bertanya
“ Siapa nama ibumu nak?
“ Ibu Zahra, pak!
Pak Rizki sudah yakin bahwa aku adalah anaknya karena tepat sekali orang yang mendapat titipan anak ini adalah ibu Zahra. Pak Rizki masih menyimpan rahasia ini terhadap aku.
“ Dik marilah ikut bapak, kita ke redaksi untuk mengirimkan karyamu ini. Siapa tahu, biarpun lecek karyamu bisa diterima ditengah masyarakat.
Dengan keharuan yang amat mendalam, aku pergi bersama pak Rizki ke redaksi. Setelah di tempat redaksi pak Rizki segera memberikan karya aku. Selagi ada kesempatan aku sodorkan semua hasil karyaku yang begitu banyak yang tersimpan di dalam tas yang aku bawa.
* * *
Seluruh tubuhku terasa sakit, hingga akhirnya aku jatuh pingsan. Setelah keluar dari tempat redaksi tersebut, pak Rizki dengan segera membawa aku ke Rumah sakit. Hingga aku dirawat di sana selama 3 hari karena paru-paruku terkena infeksi, dan membayar seluruh pembayaran Rumah sakit adalah pak Rizki. Dan aku akhirnya dinyatakan bisa sembuh oleh dokter jika istirahatku bisa dikontrol dengan baik.
Pak Rizki sekarang sudah yakin bahwa aku adalah anaknya, karena selama dirumah sakit itu pula, pak Rizki berusaha menyelidiki aku dengan cara mengetahui apa golongan darah aku. Ternyata golongan darahnya pun sama.
Aku memikirkan ayah yang telah mengkhianati ibu, aku berharap agar ayah dibukakan mata hatinya dan dapat seperti pak Rizki yang ada dihadapanku ini.
“ Pak bolehkah aku meminta satu permintaan?”
“ Ia nak, kamu mau minta apa?” pak Rizki keceplosan berbicara sehingga dia memangggil anak.
“ Apa pak? Anak!!!
“ Bukan, bukan. Coba sekarang sebutkan apa permintaan dik?
“ Mohon antarkan aku pulang ke rumah untuk menemui ibu dan kakak.
“ Tentu saja dik, tapi entar sore, karena kamu diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit ini entar sore.
“ Baiklah pak.
Aku terdiam dan memikirkan kenapa pak Rizki terlalu baik terhadap aku.
Pak Rizki pun berpikir, bagaimana caranya membicarakan hal yang sebenarnya. Tapi akhirnya pak Rizki menceritakan semua.
“ Dik….?
“ Ia pak ada apa?
Pak Rizki membicarakan semuanya hingga aku dan pak Rizki mengeluarkan air mata dan aku pun sudah tahu bahwa pak Rizki adalah ayah kandungku.
“ Pak…..aku anak bapak.
“ Ia nak, kamu adalah anak bapak. Yang bapak titipkan kepada ibu Zahra yaitu ibu yang telah membimbingmu dan merawatmu dari kecil.
Karena keharuannya, mereka memeluk saling erat ditambahi dengan tangisan kebahagiaan yang tak terkira. Jadi ayah pengkhianat itu bukan ayahku, pantas saja ayah selalu memperlakukanku seperti bukan anaknya dan kenyataannya benar. Akhirnya aku dan pak Rizki saling bergembira, karena sudah terjalin sebagai ayah dan anak.
Sore pun menjelang, aku dan ayah pulang meninggalkan rumah sakit.
“ Marilah kita pulang nak? kita temui ibu Zahra.
“ Baiklah ayah, tapi aku mau bertanya. Dimana ibu kandungku?
“ Ibu kandungmu sudah meninggal 13 tahun yang lalu nak. Maka dari itu ayah titipkan kamu kepada ibu Zahra, karena ayah tidak akan bisa merawat kamu nak, karena tidak ada ibumu.
Aku tidak bisa menahan tangisan ini, aku serasa berada di alam mimpi.
* * *
Aku pulang ke rumah bu Zahra, dengan tangisan yang mengharukan, aku memeluk erat ibu Zahra setelah aku melihatnya. Begitu pun kak Umam, dia merangkulku dengan penuh kebahagiaan.
“ Kamu baik- baik saja nak?”
“ Ia bu, aku rindu sama ibu.
Tapi mulutku serasa di kunci setelah aku menyadari bahwa ibu Zahra bukanlah ibu kandungku, dan aku melepaskan pelukannya.
“ Kenapa nak? Ada apa nak?
Aku menceritakan semuanya tentang apa yang telah terjadi. Ibu Zahra pun kaget setelah melihat pak Rizki di balik pintu, ibu Zahra langsung menyadari semuanya.
Ternyata pak Rizki sudah tahu semua tentang keluarga ibu Zahra salah satunya tentang lelaki tak bermoral itu, yang ada dalam pikirannya adalah tentang anaknya yaitu aku, pak Rizki tidak mau kalau ibu Zahra yang sangat berjasa dalam menghidupi aku tidak mendapatkan apa-apa.
Akhirnya pak Rizki punya niat dan perasaan dalam hati untuk menikahi ibu Zahra, dengan cepat pak Rizki berbicara kepada ibu Zahra karena dia ingin menikahinya, ibu Zahra pun menerimanya.
Kini lelaki yang telah mengkhianati ibu Zahra tengah mendekam dipenjara karena tertangkap basah sedang melakukan perzinahan oleh petugas kepolisian.
Akhirnya pak Rizki dan ibu Zahra resmi menikah dan menjadi pasangan suami isteri. Aku dan kakak pun bahagia karena mempunyai ayah dan ibu yang sangat baik. Di tengah kabahagiaan sebuah mahligai keluarga tersebut, datang seorang diri dari bagian redaksi yang memberi tahu bahwa aku tengah diangkat menjadi seorang sastrawan, karena bukunya sudah tersebar di seluruh pelosok nusantara dalam waktu singkat. Dan aku mendapatkan beasiswa untuk kuliah S1 jurusan sastra di Universitas paling terkemuka di kotaku.
Kebahagiaan yang tiada tara akhirnya datang menghadapku, setelah menjalani hidup dalam kelelahan. Ya Allah inilah rahasiaMu, terima kasih yang sebesar-besarnya. Penyakitku hilang, cita-cita yang ku idam-idamkan telah ku gapai, sekarang aku mempunyai ibu dan ayah yang baik. Aku bersyukur atas nikmat dan Anugerah serta karuniaMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan keluargaku.
Akhirnya waktu itu menjadi moment yang sangat bersejarah dalam perjalanan hidupku. Keluargaku hidup bersama dalam kesucian dan keindahan, terukirlah keluarga yang terbentuk dari bingkai cinta yang sangat indah diatas keimanan dan ketaqwaan kepadaNya.
SELESAI


Kamis, 17 Februari 2011

Surat untuk Sahabat

Assalamu ‘alakum sahabat…

Semoga saat engkau membaca surat ini, engkau dalam keadaan tersenyum. Karena Allah telah menghadirkan kembali rasa sayang serta KasihNya padamu. rasa yang sama saat kita bersama dulu, menjalani hari – hari penuh lelah, merangkai senyum dalam keletihan. Namun, kita menghimpunnya dalam suasana penuh cinta.



Sahabatku.

Sekali lagi aku menyapamu, untuk sebuah rasa rinduku padamu. Apa kabarmu hari ini? Dari tempat aku menulis sepucuk surat ini, aku selalu berdoa dalam segenap hatiku, agar engkau di sana tetap teguh dalam keimanan, dan Allah tak pernah hentinya mencurahkan RahmatNya padamu.



Sahabat…

Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Aku tak kuasa membendung butiran cinta bila merenungi semua ini. Semalam di sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam naunganNya.



Sahabat….

Terakhir kali kala kita akan berpisah, sebenarnya aku benar – benar tak kuasa melepasmu, kenangan - kenangan manis yang telah lama kita jalin, rasanya terlalu erat untuk diuraikan. Tapi senyummu ketika itu, mengisyaratkan agar aku tetap tabah. Hingga kini bila jiwaku terasa sunyi wajah ceriamu selalu hadir. Seolah engkau benar – benar ada di sampingku. Menghiburku dengan cerita – cerita indah dari syurga, cerita tentang orang – orang yang selalu dikasihi Allah karena saling mencintai karenaNya.



Sahabat…

Bila bisa memilih, aku ingin selalu setia bersamamu, mendengarkan cerita – cerita indahmu, atau menghiburmu kala kau sedang berduka. Tapi, aku mengerti bahwa sang Khaliq telah menyiapkan skenario terindahnya untuk kita, sehingga Tak ku risaukan lagi apapun takdir Tuhan tentang kita nantinya, bisa mengenalmu saja aku sudah sangat bersyukur. Aku bersyukur karena Allah telah menghadirkan dirimu pada sepotong mozaik hidupku yang singkat ini. Sepotong kenangan indah bersamamu, mampu mencerahkan setiap langkahku.



Sahabat….

Sepucuk Surat yang engkau baca ini, ku tulis dengan hati yang bergetar. Setiap untaian katanya adalah kuntum – kuntum rinduku padamu. aku menulisnya dengan perasaan yang sama saat kita meguncapkan janji – janji suci, bahwa kita akan bertemu kembali di tempat terindahNya, syurga firdaus. Kini, saat kita tak bersama lagi. Hanya janji suci itulah yang menguatkan aku, mengiringi langkahku dalam merangkai cita –

cita.

Sahabatku,

Semenjak kita berpisah, aku telah mengenal banyak orang, bertemu bermacam rupa manusia. Namun, tak kutemukan satupun perasaan yang sama saat bersamamu. Ada kehangatan jiwa yang ku rasakan, saat kita menertawakan kecerobohan kita sendiri, kau telah mengajari aku bagaimana cara agar kita tetap tersenyum, meski takdir terasa pahit.



Sahabatku…

Ku harap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah selalu shalatmu, tilawahmu, serta lisanmu. Sehingga para malaikat menyaksikan engkau sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan. Sahabatku, ku harap pula agar engkau selalu menjaga akhlakmu di manapun engkau berada, serta kepada siapapun, kepada orang yang muda ataupun tua, bahkan kepada orang – orang yang membencimu sekalipun.

Begitu juga diriku, ku mohon agar engkau selalu mendoakanku. Agar kita bisa menjadi pribadi yang menawan karena akhlak dan ilmu.



Sahabatku..

Seterjal apapun perjalan yang kau tempuh, sepahit apapun kisah yang kau rasa. Ku mohon padamu, janganlah pernah berpaling dari cahayaNya. Yakinlah, bahwa engkau tak pernah sendiri, Allah dengan segala kemurahanNya akan selalu membimbingmu, asal dirimu selalu menjaga waktu untuk selalu dekat padaNya.

Sahabatku yang hatinya selalu terpancar cahaya Illahi, selalu ada ruang dihatiku untukmu, karena kau telah terlebih dahulu membesarkan hatiku. Dan aku berharap semoga kita bertemu kembali walau di tempat dan waktu yang berbeda, namun masih ada cinta di sana.



Sahabatku, yang karena Allah aku merindukanmu.

Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.

Wassalam.

Imam Taufik

Selasa, 01 Februari 2011

Assalamu'alaikum sobat . .
Alhamdulillah saya bisa gabung dengan blog mania, ini Blog saya, mudah-mudahan saya bisa memanfaatkan blog ini juga bisa menambah entri-entri yang insyaAllah sobat butuhkan . . .

Jadi ikhwan atau laki-laki?

Yahh…gimana ya enak jadi ikhwan atau laki-laki?
itulah yg seringkali mengganggu pikiran para kaum muda adam. terkadang bingung apa kaum muda adam harus jadi seorang ikhwan atau laki-laki.

Yahh…terbayang lah seorang ikhwan itu harus ikut yg namanya mentoring sepekan sekali, berakhlak santun, aktif dalam kegiatan masjid, berperan aktif dalam syiar islam di kampus, masyarakat, belum lagi masalah menundukkan pandangan dengan lawan jenis…

Apalagi kalau ditanya ama murrobi. Akh, sekarang kita cek agenda mutabaahnya. Antum tilawahnya selama seminggu sudah berapa juz??? shalat berjamaah di mesjidnya???….waduh..shy…banget gak sih?Kalau dipikir-pikir enak ya jadi laki-laki….tanpa ada embel-embel predikat "ikhwan"Coba bangun pagi gak ada beban.
Kalau mau berangkat kuliah tinggal cium tangan ama ortu,berangkat kuliah,dengarin dosen, ke perpus cari bahan untuk tugas, kongkow-kongkow ama teman di kantin,ke kosan teman, pulang ke rumah, paling kalau udah punya cewe tinggal janjian aja."Say, nonton di....  yuk…hari ini?" atau temenin si doi makan atau jalan-jalan ke mal. udah deh bahagia banget tuh hidup…

hayoo…enakkan mana???

kebanyakan orang bijak berkata bahwa yang namanya hidup itu adalah pilihan…meskipun ada beberapa orang punya persepsi yang berbeda mengenai hidup???
Ibarat kita diberikan pilihan mau jadi orang baik atau penjahat???secara akal sehat, kita milih jadi orang baik??? Tapi kenapa  banyak orang milih jadi perampok, koruptor, pezina, pemadat, penjudi, dan sejenisnya. Pasti ada penyebabnya dong…??? ya iyalah

Nafsu….Nafsu…dan Nafsu….
apalagi kaum Adam yg nafsunya begitu besar mulai dari nafsu syahwat sampai nafsu kekuasaan yang menimbulkan kerusakan dimana-mana….
apakah Nafsu…saja yg bisa disalahkan????
ya balik lagi kepada Pilihan…..Everything it’s about choice!!!
pilihan untuk menggunakan helm atau nggak, menggunakan sabuk pengaman atau nggak,  dan menaati rambu lalulintas atau nggak, itu merupakan pilihan bagi para pengendara kendaraan bermotor.
Logikanya sama ketika mendapat predikat "Ikhwan" meskipun definisi ikhwan masih dipersepsikan untuk suatu kelompok tertentu….atau katakanlah untuk menjadi "Seorang Muslim yang taat", itu merupakan pilihan…ya gak sih????
Maka otomatis ketaatan kita kepada Islam merupakan harga yang tak bisa ditawar-tawar lagi…ya meskipun banyak rambu-rambu dalam Islam yang dibenci oleh "Nafsu kaum Adam"
Tapi itulah konsekuensi kita sebagai muslim, untuk berada pada jalan ini meskipun banyak orang yang membencinya atau bahkan memusuhinya….memang tak ada yang menjamin surga bagi kita…tapi setidaknya optimisme dan ikhtiar untuk menjadi seorang muslim yang ingin kembali pada fitrahnya tak menyurutkan langkah dan semangat ini untuk berkorban untuk-Nya.
ALLAHU AKBAR....